Minggu, 04 Desember 2011

GAMBAR BANGUNAN

MEMBUAT GAMBAR RENCANA

MEMBUAT GAMBAR RENCANA
A. Menggambar Proyeksi Bangunan
Uraian pada bagian ini merupakan uraian umum mengenai gambar proyeksi bangunan. Gambar proyeksi yang diuraikan adalah gambar proyeksi perspektif. Untuk dasar-dasar dari menggambar proyeksi dapat dilihat dan dipelajari dalam buku-buku dasar menggambar teknik bangunan.
Menggambar proyeksi perspektif adalah salah satu cara pengungkapan ide/gagasan atau imajinasi yang sangat natural (dalam arti sesuai dengan kemampuan pandangan mata) dan mudah dimengerti oleh pemberi tugas atau orang lain yang bukan ahli bangunan/arsitek. Hal tersebut disebabkan, gambar proyeksi perspektif memperlihatkan rencana ruang-ruang (space) dan massa bangunan dalam bentuk tiga dimensi. Untuk dapat membuat gambar proyeksi perspektif diperlukan pedoman gambar kerja/bestek berupa; gambar denah, potongan melintang, potongan memanjang, tampak depan, samping kiri, dan kanan dengan skala yang benar. Dengan kemampuan dan kemahiran menerapkan skala pada gambar denah, potongan, dan tampak secara proyeksi perspektif, akan diperoleh gambar proyeksi perspektif yang mendekati realita/kenyataan pandangan terhadap rencana bangunan sebenarnya.
Pembuatan gambar proyeksi perspektif terdiri dari dua sudut pandang, yaitu;
1. Gambar proyeksi perspektif menggunakan dua titik lenyap setinggi mata orang (ibarat orang memotret dengan berdiri tegak). Gambar proyeksi perspektif model ini sering digunakan para arsitek untuk menggambar proyeksi perspektif, karena obyek bangunannya tidak terlalu besar dan menampakkan bentuk bangunan 3 (tiga) dimensi dengan jelas,
2. Pengambilan gambar perspektif menggunakan dua titik lenyap dengan mata burung (bird eye). Gambar proyeksi perspektif dengan model ini dilakukan bila obyek bangunannya besar sekali, dan bentuk bangunan akan tampak semuanya, tetapi prosentasenya lebih banyak terlihat bagian atap bangunan (ibarat orang memotret dengan memanjat pohon yang tinggi atau naik di atas menara). Model proyeksi perspektif ini
jarang digunakan para arsitek karena tidak dapat menampakkan gambar bangunan dengan jelas.

B. Menggambar Sketsa
Gambar sketsa adalah pembuatan gambar tanpa melalui alat bantu menggambar yang biasa digunakan, yaitu penggaris. Alat bantu yang digunakan dalam gambar sketsa adalah imajinasi dan penalaran pandangan mata. Gambar sketsa sering digunakan oleh para arsitek dalam merencanakan bangunan. Yang sering digunakan adalah sketsa untuk merencanakan interior dan eksterior bangunan.
Gambar sketsa juga sering digunakan untuk menggambar proyeksi perspektif. Gambar tersebut dihasilkan tanpa melalui bantuan gambar denah, potongan, dan tampak. Dasar yang digunakan dalam menggambar sketsa proyeksip perspektif, baik interior maupun eksterior adalah imajinasi dan penalaran pandangan mata yang cekatan dan kuat dalam alam pikiran seseorang. Gagasan tentang rancangan bentuk rumah/bangunan sudah tergambar secara menyeluruh dalam imajinasi dan penalaran. Bila hasil sketsa tersebut akan diterapkan dalam pembuatan bangunan, maka dari gambar sketsa yang dihasilkan tersebut baru dibuat gambar rencana secara lengkap yang meliputi denah, potongan, dan tampak.

C. Membuat Gambar Kerja dan Daftar Komponen
Gambar kerja merupakan dasar bagi pelaksana untuk melakukan pekerjaan bangunan di lapangan. Gambar kerja didasarkan dari gambar konstruksi yang memuat detail-detail dari setiap komponen pekerjaan bangunan. Beberapa komponen yang gambar kerja adalah;

1. Gambar pondasi,
2. Gambar penulangan beton (sloof, kolom, dan ring balok),
3. Gambar dinding dan plesteran,
4. Gambar kusen (pintu dan jendela) beserta daunnya,
5. Gambar kuda-kuda dan atap,
6. Gambar plafon,
7. Gambar Instalasi air dan plumbing, dan
8. Gambar instalasi listrik.

Untuk memahmi lebih lanjut tentang gambar kerja, maka disarankan untuk mempelajarinya pada buku-buku menggambar konstruksi bangunan gedung

D. Membaca Gambar Konstruksi
Gambar konstruksi untuk merencanakan dan membuat suatu bangunan terdiri atas; gambar denah, gambar potongan, dan gambar tampak.
1. Gambar Denah
Denah merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu gambar konstruksi. Denah berasal dari kata latin "planum" yang berarti "dasar". Lebih jauh diartikan sebagai lantai atau tempat dimana kita berpijak. Gambar denah sebenarnya adalah gambar potongan suatu bangunan dalam bidang datar dengan ketinggian antara ±80-100 cm di atas lantai normal (lantai yang mempunyai ketinggian dari titikduga ±0.00).
Tujuan pembuatan gambar denah adalah untuk menjelaskan ruang-ruang tiga dimensional yang direncanakan, baik dari segi hubungan maupun fungsinya. Oleh sebab itu, pada gambar denah memuat batas-batas ruang, arah dari membukanya pintu/jendela, notasi-notasi ketinggian lantai. Gambar denah tersebut informatif bila saat dilihat/dibaca dapat dirasakan dimensi dan keleluasaan ruang serta dapat mengenal fungsin ruang.

2. Gambar Potongan
Gambar potongan adalah gambar bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal dan posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu, terutama adalah duga lantai yang negatip (turun). Gambar potongan menunjukkan semua bahan-bahan, baik eksterior maupun interior yang akan digunakan dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang merupakan kunci dari sistem bangunan tersebut, seperti bagian-bagian mekanikal, plumbing dan sebagainya. Fungsi gambar potongan adalah menunjukkan proporsi ruang interior dan penyelesaiannya.

3. Gambar Tampak
Gambar proyeksi orthogonal, sehingga secara grafis terlihat sebagai gambar dua dimensi yang datar. Gambar tampak terdiri atas 4 (empat) sisi pandang, yaitu tampak muka, samping kiri, samping kanan, dan belakang.
Gambar tampak hams memperlihatkan;
a. Karakter dari bangunan itu sendiri.
b. Proporsi dan skala terhadap manusia (pemakainya).
Gambar 1-9, Gambar Tampak Muka
Gambar 1-10, Gambar Tampak Samping Kiri
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana
c Segi-segi lain yang menyangkut perihal ekspresi keindahan serta hubungannya dengan gambar denah dan gambar potongan yang memperlihatkan konstruksinya.

4. Gambar Rencana
Gambar denah, potongan, dan tampak biasanya disatukan dalam satu kertas gambar sebagai satu kesatuan dari gambar rencana bangunan. Hal tersebut merupakan merupakan dasar dari pelaksanaan pekerjaan bangunan. Selain itu, keberadaan gambar-gambar tersebut diperlukan dalam mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (1MB).

Sabtu, 03 Desember 2011

PEMBESIAN

Pembesian

Pekerjaan Pembesian
BAHAN-BAHAN/ PRODUK
2.1. Bahan-bahan
A. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu U-39, sesuai dengan SII 0136-84 dantulangan polos mutu U-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakanpada gambar-gambar struktur. Tulangan dengan diameter < 10 mm harusbaja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2
B. Tulangan Anyaman (Wire mesh) Sediakan tulangan anyaman, mutu U-50,
mengikuti SII 0784-83.
C. Penunjang/ dudukan tulangan (Bar support) Dudukan tulangan haruslah tahu
beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanamkan, atau
individual high chairs.
D.Bolster n,c hairs,spac ers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk
mengatur jarak.
1Pakailah besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI (Concrete
Reinforcing Steel Institute), kecuali diperlihatkan lain pada gambar.
2Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
3Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau“horizontal runners” dimana bahan dasar tidak akan langsungmenunjang batang kursi (chair legs) atau pakai lantai kerja yang rata.
4Untuk betoneks pos ed, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan “hot-dip-
galvanized” atau penunjang yang dilindungi plastik.
E. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak.
2.2. Jaminan Mutu
A.Kecuali pada kondisi tertentu, bahan-bahan baja tulangan tersebut harus
dari produk yang sama.
B.Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) untuk semua
tulangan yang dipakai harus diperlihatkan.

2.3.Persiapan Pekerjaan / Perakitan Tulangan
A.Pembengkokkan dan pembentukan. Pemasangan dan pembengkokkantulangan harus sedemikan rupa sehingga posisi dari tulangan sesuaidengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempatselama pengecoran berlangsung.
B.Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
C. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan
persyaratan PBI 1971 atau A.C.I.315.
2.4.Pengiriman, penyimpanan dan penanganannya
A.Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai denganetiket / label yang mncantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
B. Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk menghindarai kerusakan.Gudang harus kering, bagus saluran-salurannya, dan terlindung darilumpur, kotoran, karat dsb.
PELAKSANAAN
3.1. Persiapan
Pembersihan
Sebelum pengecoran beton, tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulitgiling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangidaya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau padasambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.
B. Pemilihan/ seleksi tulangan yang tidak memenuhi syaratharus ditolak dari
lapangan
3.2. Pemasangan Tulangan
A. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI-71 koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakauntuk menghindari keterlabatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings)/ bukaan.
B. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang padaposisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakanspace rs/penjaga jarak.
2Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untukmemperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton denganpenjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit samadengan mutu beton yang akan dicor.
4.Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutupbeton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yangterbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu betonyang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blokpersegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m
2
cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harusditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atauditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blokbeton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadapketepatanletak dari tulangan balok yang berbatasan.
C. Toleransi pada pemasangan tulangan.
1Terhadap selimut beton (selimut beton) : + 50 mm2Jarak terkecil pemisah antara batangan : + 25 mm3Tulangan atas pada pelat dan balok :
-balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : + 25 mm
-balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : + 50
mm.
-Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : + 100 mm
-Panjang batang: + 50 mm
4.Toleransi pada pemasangan ; lainnya sesuai PBI’71
D. Pembengkokan Tulangan, sesuai dengan PBI’71
1Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara
yang merusak tulangan itu seperti misalnya dipanaskan.
2Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskankembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokansebelumnya.
3Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak bolehdibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan didalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos
atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi
tidak boleh mencapai suhu lebih dari 8500
C.
6Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 1000
Cyang bukan pada waktu dilas, maka dalam perhitungan-perhitungansebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidakmengalami pengerjaan dingin.
7Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila diijinkan oleh perencana.
8Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalamjarak 8 kali diameter (diameterpengenal) batang dari setiap bagianbengkokan.

. Toleransi pada potongan dan pembengkokan tulangan
1.Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai denganyangditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransiyang disyaratkan oleh Perencana. Apabila tidak ditetapkan olehPerencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkantoleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2.Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran danterhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkokditetapkan toleransi sebesar + 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkandalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkanmenurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan – 25 mm.
3.Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkantoleransi sebesar + 10 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar +25 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4.Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar + 6 mm.
F. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
1.Baja tulangan mutu U – 24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran
= 40kali diameter dengan kait
Panjang penyaluran
= 40 kali diameter dengan kait.
2.Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran
= 40 kali diameter tanpa kait
Panjang penyaluran
= 40 kali diameter tanpa kait.
3.Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi teganganterbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat betonharus diadakan ditengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan

AOUTOCAD

autocad

autocad

Tidak ada yang sulit dalam mempelajari program AutoCAD.
Melalui blog ini saya akan sharing mengenai Tutorial AutoCAD gratis. Lalu yang membedakan AutoCAD 2000, 2005, 2006, 2009, 2010 atau 2011 itu apa? Sebenarnya tidak ada perbedaan kecuali hanya tampilan dan vitur visualisasi saja. Namun jika anda telah mengenali dan menguasai AutoCAD versi 2000 misalnya, anda tidak perlu khawatir anda tinggal menyesuaikan saja jika saja anda dituntut untuk bekerja di AutoCAD versi terbaru.  Satu yang saya kagumi dari AutoCAD ini adalah; penggunaan dan ability (kemampuan) nya sangat banyak, hampir di setiap Instansi atau perusahaan gambar dan konstruksi, software yang satu ini selalu exist. Sekarang tinggal kita memanfaatkan apa yang ada untuk mengoptimalkan kemampuan kita, artinya melalui Blog gratisan ini saya akan ajak anda untuk bersama-sama belajar dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta skill yang akan kita miliki ke depannya. Saya disini “bukanlah merupakan yang terbaik diantara rekan-rekan semuanya”, namun dengan sedikit pengetahuan saya ini saya terpanggil untuk berbagi-bagi ilmu yang saya dapati dari jenjang pendidikan,  otodidak, membaca serta dari pekerjaan yang hingga saat ini saya geluti (As a Drafter).